By: Yogi T Rinaldi & Afandi Satya K Departemen Kajian Strategis Dakwah Forum Amal dan Studi Islam FIB Universitas Indonesia (KASTRAD FORMASI FIB UI)
Soucrce
HMJ PAI - EMPAT
belas Februari adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi kebanyakan
pemuda-pemudi dalam setiap tahunnya, mereka menamakan hari ini sebagai
hari Kasih Sayang. Ya, Valentine’s Day. Mereka menganggap hari ini
adalah ‘Hari Raya’ orang-orang yang sedang di mabuk cinta, pada hari ini
mereka mengekspresikan cinta mereka terhadap orang-orang yang mereka
cintai dengan bahasa cinta mereka masing-masing. Padahal hari ini tidak
lebih dari hari mesum semata, bagi mereka yang dikuasasi oleh Syahwat
nafsunya.
Rupanya
hari ini tidak hanya berlaku bagi kalangan remaja atau pemuda, tetapi
berlaku pula bagi orang-orang yang telah merajut tali pernikahan. Mereka
beralasan bahwa dengan memperingati hari ini, pernikahan mereka semakin
melanggeng. Bahkan mereka yang baru duduk di bangku SMP sudah mengenal
dan merayakan budaya satanis ini.
Beragam
cara para Valentinis untuk merayakan VD, mulai dari mengatakan kata-kata
cinta, memberikan kartu Valentine, memberikan bunga, sampai pada
mengajak lawan jenisnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah
pada perzinaan. Na’udzubillah. Seolah-olah mereka menganggap
telah ‘halal’ perbuatan tersebut pada hari ini. Toko-toko swalayan,
toko-toko karangan bunga dan club-club malam pun turut memperingati hari
ini. Bagaimana tidak, telah disaksikan (penulis) dari salah satu picture yang diupload
di media Facebook, sebuah bingkisan coklat yang dibungkus dengan rapih
dan cantik namun bersamaan dengan coklat tersebut disisipkan alat
kontrasepsi. Hanya orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala saja yang
memahami bahwa hari ini bukanlah hari kasih sayang tetapi hari mesum
yang memasal.
Seolah
nampak begitu indah, di mana-mana terdapat nuansa cinta, di toko-toko,
perkantoran, dan gereja-gereja, bahkan televisi dan radio juga
memberikan suguhan kepada penonton dan pendengarnya dengan acara-acara
tentang cinta. Tapi ini tak ubahnya kesenangan yang menipu dan
kesengsaraan pada hari akhirat.
Telah
jelaslah bahwa VD adalah hari kasih sayang yang menipu dan
menyengsarakan, sungguh miris ketika di negara yang berpenduduk
mayoritas muslim ini dari sekian banyak para pemuja Valentine adalah
remaja yang mengaku dirinya muslim. Na’udzubillah. Untuk mereka
para remaja muslim yang sedang kehilangan jati diri (jati diri seorang
muslim), ketahuilah bahwa kalian sedang tenggelam dalam budaya
jahiliyah, budaya yang di produksi oleh para penyembah Salib yang
berakulturasi dengan budaya Animisme Romawi!. Sudah selayaknya kalian
mengetahui bagaimana asal muasal VD ini.
Sejarah Valentine’s Day
Merayakan
Hari Valentine sama halnya dengan mengikuti tradisi Romawi dan Kristen.
Orang-orang Kristen mengikuti orang-orang Romawi dalam merayakan Hari
Valentine, yang sesungguhnya bukan bagian dari agama mereka. Ironi
sekali ketika mereka yang merayakannya namun sama sekali tidak mempunyai
pengetahuan tentang apa yang dengannya mereka bersenang-senang.
St. Valentine
Pada
tanggal 14 Februari 270 M, seorang pendeta kristiani yakni Santo
Valentine dipancung oleh penguasa Romawi pada waktu itu, Raja Claudius
II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap
sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi
cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine
sebagai 'upacara keagamaan'. Mengenai latar belakang pembunuhan Pendeta
ini akan kami jelaskan kemudian.
Sebagaimana yang diungkap dalam The Encyclopedia Britania, Vol. 12,
Baru pada 496 M upacara atau ritual tersebut oleh Gelasius I dimasukan
kedalam agama Nasrani, sehingga sejak saat itu kaum Nasrani memiliki
Hari Raya baru yang bernama Valentine’s Day.
Tetapi
sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai berangsur-angsur
hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine
kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno
yang disebut “Lupercalia” yang jatuh pada tanggal 14 Februari.
Dalam
budaya Romawi, pertengahan bulan atau tanggal 15 adalah hari bagi para
ahli nujum (peramal) melakukan ritual sihirnya. Sedangkan pada bulan
Februari pertengahan bulannya jatuh pada tanggal 14, maka para ahli
nujum melakukan aksinya pada hari ke-14. Sedangkan pada tanggal 13nya
menjadi hari libur pagan (penyemba berhala) yang sangat penting dalam
Kekaisaran Roma. Hari ini (14 Februari) juga untuk menghormati dewa
Romawi, Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar legendaris, yang konon
mendirikan Roma, Remus dan Romulus. Yang konon pernah disusui oleh
serigala di sebuah gua di Bukit Palatine Roma. Sebuah gua yang disebut
Lupercal merupakan tempat pusat perayaan pada malam Lupercalia atau 14
Februari. Sekarang ini, Lupercalia, yang kemudian disebut Hari
Valentine.
Setelah
orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristen), pesta Lupercalia
kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan
upacara kematian St. Valentine sebagai hari kasih sayang juga dikaitkan
dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu kasih sayang itu mulai
bersemi bagai burung jantan dan betina pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Prancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata Galentine
yang berarti galant atau cinta. Persamaan bunyi antara galentine dan
valentine menyebabkan orang-orang Eropa berpikir bahwa sebaiknya para
pemuda mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan
berkembangnya zaman, seorang martyr (orang yang wafat dalam
memegang teguh prinsip agamanya, dalam Islam sama dengan syuhada)
bernama St. Valentine mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya
(jauh dari arti yang sebenarnya).
Beberapa versi tentang sejarah VD
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi
tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.
Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius
II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.
Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Cladius II melihat
St. Valentine mengajak manusia kepada agama Nasrani lalu dia
memerintahkan pasukannya untuk menangkap pendeta ini.
Dalam versi kedua,
Cladius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang dari
pada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi
berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan.
Tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan
pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui
lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang
penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh
dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati dia mengirim sebuah
kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nasrani bersama 46 kerabatnya”.
Versi ketiga
menyebutkan, ketika agama Nasrani tersebar di Eropa, di salah satu desa
terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para Pendeta
Nasrani. Dalam tradisi itu pria-pria desa berkumpul tiap pertengahan
bulan Februari. Luperci atau pendeta Lupercus akan
berpakaian bulu kambing untuk sebuah upacara berdarah. Para pendeta dari
Lupercus, dewa serigala, akan mengorbankan kambing dan seekor anjing
dan kemudian melumuri tubuh mereka dengan darah. Setelah tubuh pendeta
Lupercus menjadi merah karena dulumuri darah, dia akan berjalan di
sekitar bukit Palatine dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit
kambing yang dinamai februa. Wanita-wanita akan duduk di
sekitar bukit, lalu mereka akan dicambuki dengan tali kulit kambing
supaya mereka menjadi subur. Setelah itu Para wanita muda itu berkumpul
di kota dan nama mereka dimasukkan ke dalam kotak. Inilah "surat cinta"
disebut Billet. Pria-pria Romawi akan mengambil
billet, dan wanita yang membuat billet tersebut akan menjadi pasangan
seks liarnya, dan dia akan berzina sampai Lupercalia berikutnya atau 14
Februari. Jadi, 14 Februari menjadi hari nafsu seksual yang tak
terkendali. Warna "merah" dan "bentuk hati" melambangkan kekudusan untuk
hari ini. Bentuk hati yang ada pada perayaan ini bukan bentuk hati atau
jantung dari organ tubuh manusia, melainkan bentuk ini melambangkan
rahim wanita atau membuka ke kamar persetubuhan yang suci menurut
mereka. Mereka juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu saya kirimkan kepadamu kartu ini”. Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini para pendeta Nasrani memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.
Dari
sini dapat diambil kesimpulan bahwa VD tidak lebih bercorak kepercayaan
atau animisme belaka yang berusaha merusak Akidah muslim dan muslimah,
sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan,
perjodohan dan kasih sayang. Maka beginilah cara mereka mengartikan
Cinta. Lantas bagaimanakah pandangan Islam terhadap perayaan hari
valentine ini.?
1.
Seorang muslim hendaknya mengetahui bahwa ini adalah bagian dari ritual
orang-orang non Islam dan kita sebagai muslim yang berakidah dengan
benar tidaklah dibolehkan membantu syiar-syiar mereka apalagi ikut
merayakannya hari raya mereka. Karena hari raya itu termasuk hitungan
Syara’ , minhaj (jalan agama) dan manasik (tatacara beribadah), Allah
Ta’ala berfirman:
“Dan
tiap-tiap umat di antara kamu (umat Muhammad SAW dan umat-umat
sebelumnya), kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Maaidah
: 48)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa:
“…Karena
sesungguhnya menyepakati dalam seluruh hari raya itu adalah menyepakati
dalam kekufurannya. Dan menyepakati sebagian cabangnya adalah
menyepakati dalam sebagian cabang kekufurannya. Bahkan hari raya itu
adalah termasuk yang paling spesifik dari apa yang menjadi ciri
syariat-syariat, dan yang paling nyata dari apa yang menjadi
simbol-simbolnya. Maka menyepakatinya adalah menyepakati syariat
kekafiran yang paling khusus dan simbol kekafiran yang paling nyata.
Maka tidak diragukan lagi bahwa menyepakati hal ini sungguh telah
berakhir pada kekafiran dalam garis besar..” (Iqthidaus Shiratil
Mustaqim 1/207).
2.
Selain dari pada hari raya, hari ini pun merupakan bentuk peribadatan
dan ungkapan cinta mereka terhadap dewa-dewa mereka, jelas ini merupakan
bentuk menyekutukan Allah Ta’ala. Ritual ini tak ubahnya ritual
orang-orang Arab penyembah berhala yang mengungkapkan rasa cinta mereka
kepada berhala yang berada disekeliling Ka’bah dengan cara
mengelilinginya tanpa busana, bersiul dan bertepuk tangan, sebagaimana
yang Allah telah jelaskan dalam firman-Nya;
“Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, Tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Al-Anfal : 35).
3. Seorang muslim yang mengikuti perayaan hari tersebut telah terjatuh dalam bentuk tasyabbuh atau
penyerupaan terhadap mereka. Sedangkan menyerupai mereka merupakan
salah satu bentuk kecintaan terhadap mereka. Sungguh Allah Ta’ala telah
melarang seorang muslim untuk menyerupai mereka dan menaruh cinta kepada
mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut”. (HR. Ahmad)
Allah Ta’ala berfirman: “Kamu
tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadilah:22)
4.
Merayakan hari valentine juga mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan-tindakan yang dilarang oleh syariat kepada lawan jenis yang
tidak halal baginya. Kalaupun tidak sampai pada tindakan perzinaan,
tetapi ia akan mendekatkan seseorang pada hal tersebut, padahal di dalam
Islam melakukan tindakan yang mendekatkan diri pada perbuatan zina saja
dilarang apalagi yang jelas terang-terangan melakukan zina. Allah
Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ 32).
Dan
orang-orang yang saling mencintai itu, yang telah jelas cinta mereka
tidaklah dilandasi dengan kecintaan mereka kepada Allah, kalau mereka
mengaku cinta kepada Allah maka mereka tidak mungkin meniti jalan cinta
yang keji ini, cinta mereka tidak lebih dari cinta yang semu dan
menyengsarakan. Kelak di hari kiamat keduanya akan berseteru dan menjadi
musuh bagi yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Qs Az-Zukhruf 67).
5. Islam
adalah agama yang dirahmati oleh Allah SWT dan Islam adalah
satu-satunya agama yang mengonsep cara berkasih sayang sesama manusia
dengan baik. Dalam Islam seluruh hari adalah hari kasih sayang. Dan
kasih sayang dalam Islam adalah kasih sayang yang dilandaskan kecintaan
kepada Allah dan rasul-Nya. Bukankah Islam menyuruh kita untuk
menyayangi kedua orang tua kita? Bahkan mendurhakainya adalah satu dari
beberapa dosa besar, dan pelakunya harus bertobat. Dan begitu
‘Romantisnya’ Islam tatkala kita mencintai seorang mukmin kita
disunnahkan untuk menyatakannya pada orang yang kita cintai (berbeda
tentunya dengan menyatakan cinta kepada calon pacar alis ‘nembak’),
serta dua orang saling mencintai karena Allah adalah satu dari tujuh
golongan yang Allah berikan naungan kelak di hari kiamat yang tiada
naungan selain naungan Allah. Subhanallah. Begitu indahnya Islam dan begitu sempurnanya syariat Islam, lantas mengapa kita masih mengambil dan mentaklid syariat yang berasal dari luar Islam?.
Dari
uraian di atas telah jelaslah bahwa VD adalah budaya yang diproduksi
oleh orang-orang musyrik, sejarah kemunculannya pun menceritakan betapa
mereka tidak memiliki sikap yang manusiawi dan menghinakan kaum wanita,
seolah wanita adalah pakaian murahan yang sekehendak hati untuk
mengonta-ganti bahkan setelah rusak pemiliknya bebas membuangnya. Oleh
sebab itu, wahai pemuda-pemudi Islam sadarlah bahwa ini bukanlah bagian
dari Islam dan dilarang oleh Islam. Maka kesenangan sesaat yang kalian
rasakan akan berakhir pada kesengsaraan. Wallahu a’alam bishawab. Soucrce
0 komentar:
Posting Komentar